“Kerjakanlah sesuai kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat [pula]. Kelak kamu akan mengetahui, siapakah yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini.”
[QS. Al-An’aam (6): 135]
Mari kita buka awal tulisan ini dengan mengutip perkataan sang pebisnis kelas wahid yang berbunyi begini: “Ketahuilah bahwa jika Anda ingin memiliki bisnis Anda sendiri, Anda akan melakukan sendiri banyak hal dari pekerjaan itu. Seperti itulah adanya. Bukan memberi perintah dan menyuruh orang lain, melainkan melakukan pekerjaan otot atau otak Anda [sendiri].”
Kita tahu, Donald Trump, si empunya omongan tersebut, adalah seorang pebisnis sukses kelas satu. Ia, hingga kini, adalah Presiden Komisaris dan Presiden Direktur Trump Organization. Saat ini, ia dipandang sebagai investor real-estate paling terkemuka di dunia, negosiator tanpa tanding, dan seorang dermawan. Kata-katanya yang penulis nukil di atas diambil dari buku Think Like A Champion! yang ditulis Donald Trump bersama Meredith Mciver.
Memang, ucapan Trump itu bukanlah isapan jempol semata. Ia sendiri konon melakoninya; bagaimana ia sendiri pernah turun langsung memilah dan memilih material properti yang hendak ia bangun. Semua, tentu saja, berdasarkan pengerahan otak dan otot yang dimilikinya.
Karena itulah, salah satu kunci seseorang membuka gerbang kesuksesan adalah melakukan pekerjaan dengan otot dan otaknya sendiri, meskipun seseorang itu sudah terkenal sukses. Pesannya begitu jelas. Bahwa kerja keras adalah modal untuk seseorang meraih kegemilangan dalam melakukan sesuatu. Artinya begini: bila Anda ingin menjadi pebisnis sukses, bekerja keraslah; bila Anda ingin menjadi karyawan yang sukses, maka juga bekerja keraslah. Waktu, tenaga, dan pikiran sepatutnya dikerahkan semaksimal mungkin demi cita-cita sukses itu.
Bob Sadino, misalnya. Pengusaha sukses Tanah Air, yang rambutnya sudah berwarna perak dan kerap memakai celan pendek itu, pernah melakoni hidup bermandikan peluh dan air mata. Ia, yang semulanya hidup mapan, harus rela memulai karirnya lagi dari nol. Ia pernah menjadi supir taksi hingga kuli bangunan demi menafkahi keluarganya. Suatu saat, Allah rupanya melihat kerja kerasnya. Ternak ayam yang dijalaninya berkembang pesat dan ia mendulang sukses yang mengejutkan. Selanjutnya, kita tahu, jejak bisnisnya terus merangkak dan menggurita. Supermarket Kem Chicks, PT. Kems Foods, PT. Kem Farms, PT. Lambung Andal adalah sekian perusahaan yang dimilikinya. [Lebih lengkap lihat buku Belajar Goblok dari Bob Sadino : 2007]
Kerja keras yang dilakukannya benar-benar berbuah manis. Lalu, apakah ia menyarankan seseorang yang ingin menjadi pengusaha itu harus berbekal bakat dan keturunan? Apakah seseorang itu harus memiliki prestasi akademik yang mumpuni? Tidak! Itu semua tidak perlu. Di mata Bob Sadino, bakat, keturunan, dan pendidikan tinggi bukan jaminan. Ia sendiri hanyalah anak seorang guru, bukan anak seorang pengusaha. Ia hanya berpesan: lakukan saja usaha itu! Just do it now!
Nah, jika Anda melakukan usaha sekarang juga, itu berarti Anda bersiap untuk bekerja keras. Tentu saja, kerja keras di sini bukan semata-mata mengerahkan tenaga [baca: otot] tapi juga otak [pikiran dan imajinasi] yang kita miliki. Kerahkan dan gunakanlah energi yang Anda miliki itu semaksimal mungkin sesuai kemampuan Anda.
Bukankah pesan kerja keras ini jauh-jauh hari sudah didengung-dengungkan Islam? Allah swt berfirman: “Kerjakanlah sesuai kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat [pula]. Kelak kamu akan mengetahui, siapakah yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini.” [QS. Al-An’aam (6): 135]
Atau tengok pula sabda Rasulullah saw berikut ini: “Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya keterampilan kedua tangannya [bekerja] pada siang harinya, maka pada malam itu ia diampuni segala dosanya.”
[HR. Ahmad]
Baik Sang Khalik maupun Kekasih-Nya, Nabi Muhammad saw, telah berpesan kepada kaum muslimin untuk senantiasa tidak berpangku tangan. Dalam ayat tersebut, Allah menyuruh hamba-Nya agar mengerahkan segala energi yang dimilikinya untuk bekerja. Dalam hadits di atas, Rasulullah menguatkan firman-Nya.
Oleh karena itu, bekerja keras, sejatinya, adalah bagian dari ibadah kepada-Nya; bekerja keras merupakan salah satu sunnah Nabi-Nya. Orang yang bekerja keras demi kelangsungan hidup diri sendiri dan keluarga bukan semata-mata mengais pundi-pundi uang, tapi juga tengah melakoni titah Ilahi dan saran Rasul yang mulia. Dan hal tersebut, tentunya, bernilai pahala.
“Dan setiap mereka mendapat derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tidak dirugikan.” (QS. Al-Ahqaaf (46): 19). “Dan tiap-tiap orang memperoleh derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-An’ aam : 132). Demikian Allah mempertegasnya dalam firman-firman-Nya yang lain.
Maka, tak aneh, bila Nabi dan istrinya, Khadijah, kelak menjadi pengusaha yang sukses. Semua itu bukan semata-mata bekerja, tapi juga diniatkan ibadah. Mereka berdua bahu membahu menjalin kerjasama bisnis yang apik. Mereka berdua bekerja keras dalam berbisnis. Hal inilah yang kemudian ditiru dan digugu para sahabat Nabi.
Bukankah sejarah mencatat banyak sekali sahabat Rasulullah yang kemudian terkenal sukses sebagai pengusaha muslim. Abu Bakar, Abdurahman bin Auf, Utsman bin Affan, dan lain-lainnya adalah nama-nama yang lekat dengan kesuksesan.
Atau bila Anda bukan [berminat menjadi] pengusaha, sementara Anda masih mencintai pekerjaan Anda di tempat kerja Anda sekarang lantaran begitu mencintai pekerjaan Anda itu, maka teruslah bekerja keras untuk memberikan hasil terbaik semaksimal mungkin. Insya Allah, suatu saat, Anda akan menuai buah atas biji kerja keras yang Anda tanam itu.
Ya, selama kerja keras yang Anda lakukan itu hal baik dan bermanfaat, niscaya reward yang Anda dapatkan bukanlah sekadar prestasi duniawi semata, tapi kelak akan memperoleh prestasi akhirat yang dipertimbangkan Allah sebagai catatan amal baik. Sebab kerja keras itu memang ibadah! Sebab kerja keras adalah salah satu tugas Anda menjadi khalifah di bumi-Nya! [Dari berbagai sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar